"Bidang Tanah" teknologi perkantoran

 Pengertian Tanah

Tanah merupakan bagian kerak bumi yang memiliki susunan dari mineral serta bahan organik. Tanah begitu vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi sebab tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan adanya hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Bentuk tanah yang memiliki rongga-rongga juga menjadi lokasi yang baik untuk akar untuk bernafas serta tumbuhan. Tanah juga menjadi tempat hidup berbagai mikroorganisme. Untuk sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan sebagai tempat bergerak dan hidup.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Kebudayaan, 1994) tanah dapat diartikan :
•Permukaan bumi atau lapisan bumi yang di atas sekali.
•Keadaan bumi di suatu tempat.
•Permukaan bumi yang diberi batas.
•Bahan-bahan dari bumi, bumi sebagai bahan sesuatu (pasir,batu cadas, dll).

Tanah adalah produk tranformasi mineral dan bahan organik yang terletak di permukaan sampai ke dalam tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan.

Jenis-Jenis Tanah di Indonesia
1. Tanah Organosol atau Tanah Gambut
Tanah gambut terbentuk karena adanya proses pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Tanah jenis ini memiliki ciri-ciri yaitu tidak terjadi diferensiasi horizon secara jelas, ketebalan lebih dari 0,5 meter, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat-agak lekat, kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4,0), dan kandungan unsur hara rendah. Tanah gambut kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena memiliki derajat keasaman yang tinggi.

2. Tanah Aluvial
Tanah aluvial terbentuk bahan yang berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran sungai sehingga banyak terdapat di daerah datar sepanjang aliran sungai. Tanah jenis ini memiliki ciri-ciri yaitu masih tergolong muda, belum mengalami perkembangan, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur, konsistensi dalam keadaan basah lekat, dan pH bermacam-macam. Tanah aluvial memiliki tingkat kesuburan yang bermacam-macam berkisar antara sedang hingga tinggi.

3. Tanah Regosol
Tanah regosol terbentuk dari endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Banyak terdapat pada daerah lereng gunung api, terutama di di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Tanah jenis ini memiliki ciri-ciri yaitu tergolong masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon, tekstur pasir, struktur berbukit tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya netral, dan tingkat kesuburan sedang.

4. Tanah Litosol
Tanah litosol berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna. Banyak terdapat di lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia. Tanah jenis ini memiliki ciri-ciri yaitu berupa tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil, batuan induknya batuan beku atau batuan sedimen keras, dan kedalaman tanah dangkal (< 30 cm) bahkan kadang-kadang merupakan singkapan batuan induk (outerop), tekstur tanah beraneka ragam, dan pada umumnya berpasir, umumnya tidak berstruktur, terdapat kandungan batu, kerikil, dan tingkat kesuburan bervariasi.

5. Tanah Latosol
Tanah latosol terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut. Banyak terdapat di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300–1.000 meter. Tanah jenis ini memiliki ciri-ciri yaitu telah berkembang atau terjadi diferensiasi horizon, kedalaman dalam, tekstur lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga agak teguh, warna coklat merah hingga kuning.

6. Tanah Grumusol
Tanah grumosol berasal dari batu kapur atau batuan lempung. Banyak terdapat di daerah iklim subhumid atau subarid, dan curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun. Tanah jenis ini memiliki ciri-ciri yaitu memiliki perkembangan profil, agak tebal, tekstur lempung berat, struktur granular di lapisan atas dan gumpal sampai pejal di lapisan bawah, konsistensi jika basah sangat lekat dan plastis. Namun, konsistensi jika kering sangat keras dan tanah retak-retak, kejenuhan basa, permeabilitas lambat, dan peka terhadap erosi.

7. Tanah Podsolik
Tanah podsolik berasal dari batuan pasir kuarsa, tuff vulkanik, dan bersifat asam. Banyak tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih 2.500 mm/tahun. Tanah jenis ini memiliki ciri-ciri yaitu tanah mineral yang telah berkembang, solum (kedalaman) dalam, tekstur lempung hingga berpasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak asam (pH kurang dari 5,5), tingkat kesuburan rendah hingga sedang, warna merah hingga kuning, kejenuhan basa rendah, dan peka terhadap erosi.

8. Tanah Podsol
Tanah podsol berasal dari batuan induk pasir. Banyak tersebar di daerah beriklim basah, topografi pegunungan, misalnya di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua Barat. Tanah jenis ini memiliki ciri-ciri yaitu telah mengalami perkembangan profil, tekstur lempung sampai pasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, kandungan pasir kuarsanya tinggi, sangat asam, kapasitas pertukaran kation sangat rendah, dan peka terhadap erosi. Tingkat kesuburan tanah ini adalah rendah.

9. Tanah Andosol
Tanah andosol berasal dari bahan induk abu vulkanik. Banyak tersebar di daerah beriklim sedang dengan curah hujan di atas 2.500 mm/tahun tanpa bulan kering dan umumnya dijumpai di daerah lereng atas kerucut vulkanik pada ketinggian di atas 800 meter. Tanah jenis ini memiliki ciri-ciri yaitu telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak cokelat kekelabuan sampai hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembapan tinggi, permeabilitas sedang, serta peka terhadap erosi.

10. Tanah Mediteran Merah Kuning
Tanah mediteran merah kuning berasal dari batuan kapur keras (limestone). Banyak tersebar di daerah beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian di bawah 400 m. Tanah jenis ini memiliki ciri-ciri yaitu mempunyai perkembangan profil, solum sedang hingga dangkal, warna coklat hingga merah, mempunyai horizon B argilik, tekstur geluh hingga lempung, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh dan lekat bila basah, pH netral hingga agak basa, kejenuhan basa tinggi, daya absorbsi sedang, permeabilitas sedang dan peka erosi.


Setelah mengetahui apa itu tanah dan jenis nya, hal berikutnya untuk membangun sebuah perkantoran kita wajib mengetahui ciri - ciri lokasi atau tanah yang baik, bagus serta nyaman untuk bekerja. Simak ciri - ciri dibawah ini.

Ciri-ciri Lokasi yang Prospektif
a. Arus Masuk ke Lokasi Lebih Besar dari Arus ke Luar
Artinya, secara demografi kawasan itu masih menjadi tujuan banyak masyarakat dengan mobilitas tinggi yang otomatis juga menjadi arus barang. Dengan kata lain, lokasi tersebut menjadi salah satu pilihan tempat bagi banyak manusia untuk menggantungkan hidup.

b. Lokasi Memiliki Akses yang Baik dengan Pusat Kota 
Pusat kota, sesuai namanya harus selalu dekat dengan Ibukota. Di dalam sebuah pusat kota, bisa saja terdapat lebih dari satu pusat pertumbuhan (growth center). Yakni area tempat terjadinya aktivitas perkotaan (urban activities), seperti CBD area (di Jakarta disebut segitiga emas), kawasan perdagangan, kawasan bisnis, dan kawasan hiburan (entertainment area). 

c. Lokasi Properti Berada di Kawasan Pilihan atau Paling Diinginkan, Baik Konsumen Maupun Investor 
Kawasan seperti ini umumnya merupakan lokasi pilihan masyarakat berpenghasilan menengah ke atas dan memiliki capital gain yang besar. Baik dari pihak investor dan konsumen memiliki hubungan yang saling dibutuhkan terhadap kawasan tersebut.

d. Lokasi Prospektif Masuk dalam Kategori Sunrise Property
Sunrise Property dapat diartikan bahwa properti tersebut terletak di kawasan baru dan berkembang, kawasan baru dan stabil dan kawasan modern yang baru direhabilitasi.

Pemilihan lokasi perkantoran menjadi salah satu faktor utama yang wajib diperhatikan. Lokasi tersebut akan memengaruhi kenyamanan untuk bekerja. Berikut beberapa tips singkat yang perlu disimak dan perhatikan :
1. Akses yang mudah dijangkau
2.Dilengkapi dengan fasilitas publik
3.Bebas dari bencana alam
4.Memiliki tingkat keamanan tinggi
5.Dekat dengan pusat bisnis

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pusat Pemerintahan

Pusat kesehatan

Pusat Pendidikan